TeaLinuxOS – Nikmatnya Sebuah Racikan!
Kami menggunakan nama distro TeaLinuxOS karena beberapa alasan, yaitu Tea yang dalam bahasa indonesia adalah teh, merupakan minuman khas rakyat Indonesia yang merakyat dan dapat dikonsumsi semua orang. Kami berharap TeLinuxOS nantinya mencukupi kebutuhan penggunanya, terutama programmer.
Ada banyak sistem operasi dengan dasar linux, misalnya Debian, Fedora, Ubuntu, Red Hat, dan Mandriva. TeaLinuxOS berbeda dengan linux-linux tersebut, TeaLinuxOS didesain untuk fokus di dalam programming.
Desktop adalah apa yang Anda lihat setelah Anda log in ke komputer Anda dan apa Anda gunakan Anda gunakan untuk mengelola dan menjalankan aplikasi. Lingkungan desktop default untuk TeaLinuxOS versi 1, 2, dan 3 adalah GNOME. Sedangkan untuk TeaLinuxOS versi 4 menggunakan LXDE.
Sejauh ini TeaLinuxOS sudah empat kali rilis, yaitu :
- TeaLinuxOS ver 1.0 Code Name : Green Tea, based on Ubuntu 8.04
- TeaLinuxOS ver 2.0 Code Name : Black Tea, based on Ubuntu 9.10
- TeaLinuxOS ver 3.0 Code Name : White Tea, based on Ubuntu 10.10
- TeaLinuxOS ver 4.0 Code Name : Oolong Tea, based on Lubuntu 11.10
- TeaLinuxOS ver 5.0 (coming soon).
TeaLinuxOS dikelola dan dikembangkan oleh Dinus Open Source Community (DOSCOM). dan didukung sepnuhnya oleh Jawa Tengah Open Source Center (JOSC), Kementrian Ristek dan Teknologi (RISTEK) serta Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS)
0 komentar:
Posting Komentar